Senin, 18 November 2013

Bioaktivitas kafein



Bioaktivitas kafein 
Kafein adalah suatu senyawa alkaloid yang tergolong dalam famili methyl xanthine (bersama teobromin, dan teofilin). Senyawa ini dapat meningkatkan stimulasi terhadap sistem saraf pusat (SSP), jantung, dan paru-paru, serta merupakan diuretik sedang (meningkatkan produksi urin).

Senyawa ini sebenarnya sudah dikonsumsi oleh manusia sejak jaman batu, dimana orang-orang memanfaatkannya untuk mengurangi rasa lelah, menstimulasi kesadaran, dan meningkatkan mood. Namun kafein sendiri baru bisa diekstraksikan secara murni oleh ahli kimia asal Jerman bernama Friedrich Ferdinand Runge ditahun 1819 yang kemudian dinyatakan sebagai penemu kafein.

Efek kafein terutama adalah sebagai antagonis dari adenosine, dimana karena strukturnya mirip, maka kafein akan menggantikan posisi adenosine untuk berikatan dengan reseptor diotak. Adenosine sendiri merupakan neurotransmiter diotak yang menekan aktivitas sistem saraf pusat (neuro-depresan). Bagaimana kafein bisa meningkatkan aktifitas dari SSP masih belum bisa diketahui secara pasti, namun efek dari kafein ini bisa menyebabkan peningkatan aktivitas mental dan membuat seseorang tetap terjaga. Kafein juga meningkatkan hormon adrenalin dalam darah yang menyebabkan peningkatan aktivitas otot jantung dalam memompa darah dan meningkatkan tekanan darah, sehingga aliran darah keberbagai organ tubuh meningkat. Hal inilah yang mendasari perasaan segar atau hilangnya rasa lelah setelah mengkonsumsi kafein. Tetapi tetap saja harus diingat bahwa efek ini hanyalah bersifat sementara. Peningkatan aktivitas otot jantung juga tidak selamanya baik, karena anda harus ingat bahwa peningkatan aktivitas berarti juga terjadi peningkatan jumlah O2 yang diperlukan. Sementara bila otot-otot jantung yang telah bekerja keras tadi kekurangan O2, maka bisa menimbulkan suatu keadaan infark myocardial akut (serangan jantung).

Sehingga ada penelitian yang menghubungkan kafein dengan angka kejadian infark myocardial akut. Hasilnya, bagi seseorang yang minum kopi > 5 cangkir perhari, resiko terjadinya infark meningkat 60-120% dibandingkan dengan orang yang tidak meminum kopi. Selain itu, peningkatan aktivitas otot jantung akan membuat seseorang menjadi palpitasi (berdebar-debar).

Selain itu, kafein juga dapat meningkatkan sintesis dopamine, dimana berdasarkan penelitian menyebutkan bahwa kafein dapat mengurangi resiko penyakit Parkinson, namun hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Kafein juga diketahui dapat meningkatkan diuresis, sehingga bila anda merasa sering buang air kecil setelah meminum kopi, maka anda harus sudah sadar bahwa ini adalah efek dari kafein.

Bagaimana efek kafein terhadap sistem pencernaan?. Kafein diketahui dapat meningkatkan produksi asam lambung, sehingga hati-hati bila mengkonsumsi kafein bagi anda yang telah memiliki gangguan pada lambung.
Menurut APA (American Psychiatric Association), konsumsi kafein dalam jumlah yang banyak dan dalam jangka waktu yang lama, dapat mencetuskan gangguan tidur dan gangguan anxietas (kecemasan).

Karena senyawa ini bekerja pada SSP, seperti halnya alkohol atau narkotika, maka akan timbul reaksi-reaksi seperti adiksi, withdrawal, dan toleransi bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
Adiksi berarti bahwa seseorang akan dapat menjadi ketagihan terhadap kafein. Withdrawal merupakan berbagai reaksi yang timbul bila konsumsi kafein dihentikan tiba-tiba, seperti sakit kepala, mual-mual, rasa lelah, drowsiness, cemas, otot-otot kaku, sulit konsentrasi, dsb. Hal ini biasanya terjadi 12-24 jam setelah konsumsi terakhir dan biasanya berlangsung selama 1 hingga 5 hari (hingga receptor adenosine bisa kembali dalam jumlah yang normal). Reaksi withdrawal akan timbul bila seseorang sudah mengalami adiksi.
Selain withdrawal, seseorang yang telah mengalami adiksi juga bisa mengalami reaksi toleransi., yaitu dimana biasanya seseorang dengan minum secangkir kopi sudah bisa merasakan “manfaat dari kafein”, namun kini secangkir kopi tidak memberikan reaksi apa-apa, sehingga dosisnya perlu dinaikkan untuk kembali mendapatkan “manfaat” tersebut.

Konsumsi yang berlebihan juga bisa mencetuskan reaksi intoksikasi (keracunan). Berdasarkan beberapa hasil penelitian, dosis 100-150 mg kafein merupakan batas aman konsumsi manusia. Bayangkan bila minuman berenergi biasanya mengandung 50 mg kafein, sementara anjuran konsumsi dari produsen minuman berenergi adalah 2-3 kali atau setara 100-150 mg perhari. Hal ini sangat beresiko terutama bila konsumsi minuman berenergi masih disertai dengan mengkonsumsi kopi. Begitu pula halnya dengan anda yang membatasi konsumsi kopi 2 gelas perhari, namun tanpa anda sadari konsumsi kafein anda bisa lebih dari sekedar 2 gelas kopi. Memang kopi adalah produk dengan kandungan kafein tertinggi, namun kafein juga dapat ditemukan pada berbagai produk yang tidak pernah anda duga sebelumnya. 


Efek rangsangan yang dihasilkan oleh kafein berasal dari efek kombinasi teobromina, teofilina, dan kafeina:
1.    Dapat mencegah timbulnya kanker, serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi. Kafein kaya akan fenol dan flavanoid, yang dapat mampu untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh.
2.    Dapat mempertajam daya ingat. Kafein dapat mempercepat tindakan otak agar tetap lebih waspada, dilakukan dengan cara  mengikat reseptor adenosin di otak. Hal ini disebabkan kafein memblokir reseptor adenosin, sehingga neuron lebih aktif, maka kelenjar pitaitar menanggapi semua kegiatan dan melepaskan hormohn yang memberitahukan kelenjar adrenal untuk menghasilkan adrenalin. Pelepasan adrenalin menyebabkan detak jantung lebih cepat, pelepasan gula kedalam aliran darah dari hati cepat, sehingga aliran darah ke otot meningkat menyebabkan otot menjadi terpacu.
3.    Dapat mengurangi penyakit “Alzheimer” Penyakit ini merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang bersamaan sehingga otak nampak kecil dan mengerut. Penyakit ini ditandai dengan penurunan asetikolin. Kafein dapat menghambat aktivitas enzim acetylcholinesterase (AChE), yang memecah bahan kimia atau neurotransmiter dan asetilkolin. Selain itu , kafein juga menghambat aktivitas enzim butyrylcholinesterase (BuChE), yang ditemukan dalam deposit protein pada otak penderita Alzheimer.
4.    Dapat melegakan penyakit asma dengan cara melebarkan saluran bronchial yang menghubungkan kerongkonan dengan paru-paru.
5.    Dapat memberantas bakteri penyebab gigi berlubang berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Joe Vinson, Ph.D., dari University of Scranton.
Selain memiliki fungsi yang berguna bagi manusia, kafein juga memiliki dampak yang berbahaya bagi kita apabila dalam mengkonsumsi sesuatu yang mengandung kafein dilakukan secara berlebihan. Batas aman mengkonsumsi kafein adalah 100-150 mg/hari. Berikut ini adalah dampak negatif yang ditimbulkan jika kita mengkonsumsi kafein secara berlebihan, antara lain: Dapat meningkatkan detak jantung dan metabolism,Menyebabkan susah tidur (insomnia),Menghilangkan nafsu makan,Merangsang cairan dalam lambung yang menimbulkan rasa panas atau perih (heartburn). Kafein bersifat diuretik sehingga anda akan lebih sering buang air kecil.Mengurangi kalsium dalam tubuh Gemetar, mual, kejang-kejang, diare bahkan meninggal.

permasalahan:

      Pada artikel diatas dijelaskan bahwa kafein dapat memberantas bakteri penyebab gigi berlubang berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Joe Vinson, Ph.D., dari University of Scranton. Jadi yang ingin saya tanyakan bagaimana mekanisme kafein tersebut dalam menyerang bakteri yang dapat menimbulkan gigi berlubang??? Padahal sama-sama kita ketahui bahwa anak kecil atau anak-anak yg masih memiliki gigi susu ketika mereka mengonsumsi makanan yg berbahan cokelat  lebih rawan dengan gigi berlubang. Jadi kafein yg seperti apa yg dapat memberantas bakteri tersebut??