Kamis, 03 Oktober 2013

HUBUNGAN STRUKTUR DENGAN KEREAKTIFAN SENYAWA TRITERPENOID DALAM BIJI PEPAYA



Biji pepaya juga mempunyai aktivitas farmakologi daya antiseptik terhadap bakteri penyebab diare, yaitu Escherichia coli dan Vibrio cholera (Anonim, 2006; Warisno, 2003). Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak kental metanol biji pepaya diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid, flavonoid, alkaloid, dan saponin. Secara kualitatif, berdasarkan terbentuknya endapan atau intensitas warna yang dihasilkan dengan pereaksi uji fitokimia, diketahui bahwa kandungan senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid merupakan komponen utama biji pepaya. Uji fitokimia triterpenoid lebih lanjut terhadap ekstrak kental n-heksana menggunakan pereaksi Liebermann–Burchard juga menunjukkan adanya senyawa golongan triterpenoid. Hal ini memberi indikasi bahwa pada biji pepaya terkandung senyawa golongan triterpenoid bebas. Berdasarkan pemanfaatan secara tradisional biji pepaya yang salah satunya sebagai obat diare dan berdasarkan aktivitas fisiologis dari senyawa golongan triterpenoid bebas sebagai antibakteri, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengisolasi senyawa golongan triterpenoid bebas pada ekstrak kental n-heksana biji pepaya dan menguji isolat triterpenoid yang diperoleh terhadap bakteri penyebab diare, yaitu Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid, telah diisolasi dengan lebih dari 40 jenis kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan proses siklisasi dar sekualen. Tritepenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai fungsi siklik pada siklik tertentu.
Struktur terpenoid yang bermacam ragam timbul akibat dari reaksi sekunder berikutnya seperti hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi dan siklisasi atas geranil, farnesil, dan geranil-geranil pirofosfat.
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik yang nisbi rumit, kebanyakan berupa alkohol, aldehida atau asam karboksilat. Mereka berupa senyawa tanpa warna, berbentuk kristal, seringkali bertitik leleh tinggi dan aktif optik, yang umumnya sukar dicirikan karena tak ada kereaktifan kimianya. Uji yang banyak digunakan ialah reaksi Lieberman-Burchard (anhidrida asetat-H2SO4 pekat) yang dengan kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau biru.
Triterpenoid dapat dipilih menjadi sekurang-kurangnya empat golongan senyawa : triterpena sebenarnya, steroid, saponin, dan glikosida jantung. Kedua golongan yang terakhir sebenarnya triterpena atau steroid yang terutama terdapat sebagai glikosida. Banyak triterpena dikenal dalam tumbuhan dan secara berkala senyawa baru ditemukan dan cirikan. Sampai saat ini hanya beberapa saja yang diketahui tersebar luas. Senyawa tersebut ialah triterpena pentasiklik α-amirin dan β-amirin serta asam turunannya yaitu asam ursolat dan asam oleanolat. Senyawa ini dan senyawa sekerabatnya terutama terdapat dalam lapisan malam daun dan dalam buah, seperti apel dan pear, dan mungkin mereka berfungsi sebagai pelindung untuk menolak serangga dan dan serangan mikroba.




3 komentar:

  1. 1. Pada artikel diatas dijelaskan bahwa pada uji biji papaya terkandung senyawa triterpenoid bebas. Berdasarkan pemanfaatan secara tradisional biji pepaya yang salah satunya sebagai obat diare dan berdasarkan aktivitas fisiologis dari senyawa golongan triterpenoid bebas sebagai antibakteri. Yang ingin saya tanyakan bagaimana hubungan struktur dan kereaktifan senyawa tritepenoid yang terdapat dalam biji pepaya tersebut sehingga dapat mengobati diare dan sebagai antibakteri.???

    BalasHapus
  2. saya akan mencoba menjawab pertanyaan yetti, hubungan struktur senyawa triterpenoid yang terdapat dalam biji pepaya menurut saya dalam literatur yg sy baca pada biji pepaya terdapat kandungan berupa glucocide caricin dan carpain. Diduga zat yang terkandung dalam biji pepaya yang berperan adalah glucosinolat, yang merupakan bagian dari glucosida. Glucosida adalah zat yang mengandung gugus triterpenoid dan steroid, jadi hubungannya, zat yang ada dalam biji pepaya yaitu glucosida adalah salah satu zat yang terkandung dalam senyawa terpenoid sehingga struktur nya pun tidak jauh berbeda yang ada di triterpenoid dan steroid , dan bagaimana kereaktifan dari senyawa itu sendiri, maaf kpd sdri. yetti sepertiny sy masih belum mendapatkan jawaban yg lebih tepat. trims

    BalasHapus
  3. menurut literatur yang saya baca :
    Biji pepaya juga mempunyai aktivitas farmakologi daya antiseptik terhadap bakteri penyebab diare, yaitu
    Escherichia coli
    dan
    Vibrio cholera
    (Anonim, 2006;Warisno, 2003)
    .
    Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak kental metanol biji pepayadiketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid, flavonoid,alkaloid, dan saponin. Secara kualitatif, berdasarkan terbentuknya endapan atauintensitas warna yang dihasilkan dengan pereaksi uji fitokimia, diketahui bahwakandungan senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid merupakan komponenutama biji pepaya. Uji fitokimia triterpenoid lebih lanjut terhadap ekstrak kental
    n
    -heksana menggunakan pereaksi Liebermann–Burchard juga menunjukkan adanyasenyawa golongan triterpenoid. Hal ini memberi indikasi bahwa pada biji pepayaterkandung senyawa golongan triterpenoid bebas. Berdasarkan pemanfaatan secaratradisional biji pepaya yang salah satunya sebagai obat diare dan berdasarkan aktivitasfisiologis dari senyawa golongan triterpenoid bebas sebagai antibakteri, maka perludilakukan penelitian untuk mengisolasi senyawa golongan triterpenoid bebas pada
    1

    ekstrak kental n-heksana biji pepaya dan menguji isolat triterpenoid yang diperolehterhadap bakteri penyebab diare, yaitu
    Escherichia coli
    dan
    Staphylococcus aureus.
    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa isolat dari biji pepayakemungkinan merupakan senyawa golongan triterpenoid aldehida dengan karakteristik gugus fungsi: –CH
    2
    , –CH
    3
    , dan C=O. Isolat triterpenoid mempunyai potensi sebagaiantibakteri pada konsentrasi 1000 ppm
    dan untuk pertanyaan sodari yetti , saya mohon maaf karna saya belum menemukan jawaban nya

    BalasHapus